Senin, 02 November 2015

Menghadapi broken Home dengan positif

1. tariklah pelajaran positif dari masalah tersebut 2. dekatkan pada Tuhan 3. jangan menghakimi semua orang karena keadaan tersebut 4. tetao menjaga diri dan memegang teguh kebenaran 5. broken home bukanlah akhir dunia

Efek efek kehidupan seseorang broken home

1. academic problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat berprestasi 2. behavioural problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari ketempat pelacuran 3. sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu 4. spritual problem, mereka kehilangan father’s figure sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan

Sikap negatif dalam menghadapi Broken Home

1. Denial: si pemuda sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah, kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk membicarakannya . padahal justru di saat saat seperti ini ia butuh bimbingan dan kekuatan dari orang lain yang dapat membimbing dalam kebenaran 2. Shame : si pemuda dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya saya memiliki orang tua yang bahagia”. 3. Guilt : si pemuda merasa kecil hati karena jangan-jangan keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau perceraian mereka; atau merasa “koq saya tidak dapat berbuat apa apa sih”. 4. Anger : sebagian pemuda lain akan merasa begitu kesal sebab menurut mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih” . 5. Iini secure : si pemuda merasa kemana ia harus lari, keluarga sudah menjadi tempat yang menakutkan, tidak aman dan damai.

Gangguan kejiwaan pada seorang Broken Home

1. Broken Heart : si pemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan irang, tertarik dengan isteri orang, atau suami orang dan lainnya 2. Broken Relation : si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”. 3. Broken Values : si pemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.

Penyebab Broken Home

1. Terjadinya perceraian 2. ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak anak 3. Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak dalam kehidupan anak anak mereka 4. Jauh dari Tuhan, sehingga masalah masalah tidak diserahkan kepada Tuhan 5. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak

Pengertian Broken home

Arti broken home dalam bahasa Indonesia adalah perpecahan dalam keluarga. Broken home dapat juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian.Pengertian Broken Home Istilah “Broken Home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat sering terjadi konflik yang menyebabkan pada pertengkaran yang bahkan dapat berujung pada perceraian. Hal ini akan berdampak besar terhadap suasana rumah yang tidak lagi kondusif, orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya sehingga berdampak pada perkembangan anak khususnya anak remaja. Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja terutama pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah pembentukan karakter yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada kondisi “brokenhome” dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi panutan bagi dirinya maka akan berdampak besar pada perkembangan dirinya. Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami broken home, remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi berkepanjangan. Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada dilingkungan pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak menutup kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan yang tidak baik.